Senin, 06 Oktober 2014

Mendekap Sakitnya Rindu...

Dear God...
May I miss him just for a while?

1 hari lagi yang menyiksa... Tersiksa dengan rasaku, tersiksa dengan rinduku....
Aku terdiam memendam asa. Menyimpan sejuta rindu akan hadirmu. 
Masih terlintas jelas di benakku. Suatu waktu kamu masuk ke tempat persembunyianku. Memelukku, mendekapku, membisikkan kata di telingaku, "Trus, status kita apa?", tanyamu. Hanya satu kalimat yang bisa kukatakan "Aku nggak tahu...". Aku hanya bisa diam dan memandangmu. Merasakan hangatnya pelukmu, dan membisikkan kata "Aku kangen...". Kurasakan kamu memelukku semakin erat. Kurasakan hembusan nafasmu ditelingaku. Kurasakan nyamannya tubuhku dalam dekapmu. 
Aku tak peduli sayang. Apapun status kita, asalkan kamu masih ada disampingku. Walaupun aku harus terseok dan tertatih menata hati saat kamu tak ada dan mengabaikanku. Walau seringkali harus kusimpan perih saat kamu tak menatapku. Walau seringkali tertumpah air mata saat aku begitu merindumu. Aku tak peduli...
Hari ini aku merindumu lagi. Duh... begitu sulit rasanya saat harus menahan inginku untuk menatapmu saat ada begitu banyak mata di sekitar kita. Aku rindu sayang... aku ingin sepuasnya memandangmu. Menatap matamu, memelukmu, merasakan kasarnya bulu-bulu halus diwajahmu. Terasa begitu lama dan menyiksa saat-saat menunggumu. Karena aku tak pernah tahu kapan kamu merinduku. 
Berkali-kali kubuka facebook-ku. Berharap kamu online, membaca statusku dan mengerti kerinduanku. Tapi, entah mengapa, penantian ini terasa panjang dan menyiksa. Terlebih saat harus kujalani saat makan semeja denganmu dan tak kutemukan sebias sinar di matamu. Sinar yang kurindu sejak beberapa hari yang lalu. Sepandai itukah kamu menyembunyikannya sayang? Ataukah memang sudah tak ada lagi bias rasa itu?
Aku takut... sungguh-sungguh takut. Aku yang sempat melayang terbang dengan bisikanmu beberapa waktu yang lalu. Aku takut semua sirna tanpa bekas... seperti dulu... saat kamu meninggalkanku...
Walau setiap waktu kusiapkan hati untuk kehilanganmu... tapi tetap saja tidak semudah mengucapkannya.. Selalu kukatakan dalam otakku... "Aku siap kapanpun kamu pergi", tapi tidak dengan hatiku. 
Hari ini, sekali lagi kubiarkan hatiku mendekap sakitnya rindu. Rindu akan hadirmu, rindu akan pelukmu. Aku merindumu...amat... sangat...



Teruntuk penghuni ruang rinduku...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar