Jumat, 20 Februari 2015

Maaf...

rindu...
mengapa kau masih saja diam disitu?
pergilah...
jangan jadikan hatiku semakin patah...

Bukan hal mudah untuk melepaskan rasaku. Sama seperti dulu. Terlebih semua berjalan sampai sejauh ini. Buat aku, semua bukan sekedar 'itu'. Lebih karena aku bener-bener sayang kamu. Bisa memeluk dan menggenggam tanganmu sudah cukup buat aku. Maaf... untuk semua beban yang sudah kuciptakan. Maaf... untuk semua rasa yang belum bisa hilang. Maaf...

SEND!!
RECEIVED!!

THE END!!

Rabu, 11 Februari 2015

Mengakhirinya Dengan Indah

Finally... the time has come...
Akhirnya sampai juga pada saat ini. Saat aku benar-benar harus melepasmu dan membiarkanmu pergi meninggalkanku lagi, kembali pada mereka yang menyayangimu. Sama sepertiku, kembali pada mereka yang menyayangiku.
Setahun sudah kita merenda rasa, terutama aku, entah kamu. Sampai pada satu alasan tak terbantahkan untuk berpisah. Karena kamu memang bukan milikku, karena kamu hanya sebuah titik semu yang ada dalam hidupku. Bukan hal yang mudah melepasmu, walau sudah kusiapkan hati jauh-jauh hari, tetap saja sakitnya menusuk hati.
Kamu tak lagi datang sejak kegiatan itu. Tepat seperti dugaanku. Aku tahu kamu, aku kenal kamu. Kamu jauh lebih kuat dari aku. Kamu masih seorang pria yang lebih mengedepankan logika, tidak seperti aku yang masih saja bergelut dengan rasa. Dan sekali lagi, logikamu lebih unggul daripada rasaku.
Aku menunggumu, menunggu dan menunggu. Sampai tak sanggup lagi kutahan jemariku untuk tidak mengirim pesan padamu. "I miss u... masih boleh?" hanya itu. Tak selang berapa lama, sosokmu tiba di ruanganku. Memelukku erat, mengecup kening, pipi dan bibirku. Lembut, hangat dan menenangkan hatiku. Kunikmati setiap sentuhanmu, karena aku tahu, mungkin ini akan menjadi saat terakhir kamu ada di sini. Dan kamu tak akan pernah datang lagi.
Aku tenggelam dalam sedihku. Menahan jatuhnya air mata yang menyesakkan dada. Hanya diam dan tertunduk, tanpa sanggup mengucapkan sejuta kata yang tertahan di bibirku. Mendengarkan semua rasa yang terucap dari bibirmu, tanpa bisa kubantah, tanpa bisa kupatahkan, karena semua memang benar adanya. 
Menyesal.... haruskah???
Marah.... haruskah???
Semua rasa bercampur dalam anganku. Entah apa yang kurasa, aku tak tahu. Semua terasa melayang hampa, tanpa tahu harus berbuat apa. Aku hanya membeku dalam pelukmu. Aku hanya mampu membisikkan satu kalimat...
"Aku bener-bener sayang kamu", kataku.
"Aku tahu", ucapmu. "Tapi sampai kapan kita mau begini? Membohongi diri sendiri, membohongi orang-orang yang menyayangi kita. Kita egois kan?"
"Iya, aku tahu."
"Kamu tahu kan alasannya kenapa aku nggak pernah kesini," katamu lagi. "Aku nggak bisa untuk tidak memelukmu," ucapmu lirih. "Aku bahkan nggak pernah merasa seperti ini sama 'dia'."
Aku tergugu dalam pilu. Semakin erat kamu memelukku, membuatku semakin tak ingin melepasmu. Aku ingin tenggelam dalam pelukmu. Aku tak ingin melepas rasaku.
"Jangan berubah," pintaku.
"Nggak, aku nggak akan berubah. Tiap hari kita ketemu kan."
Hfftt... kamu tak akan pernah tahu rasaku saat melihatmu melangkah meninggalkan ruanganku. Kamu tak akan pernah tahu betapa sulitnya melihatmu dengan menyembunyikan rasa di mataku. Betapa sulitnya untuk tidak merindumu. Menyembunyikan luka dan sakitku dalam setiap senyum dan tawaku. Dan semua harus kurasakan, setiap hari...
Sekali lagi, kuserahkan kamu dalam balutan doaku. Aku tak akan menahanmu sayang, aku membiarkanmu terbang kemana kamu suka. Bahkan dengan deraian air mata yang seakan tak berhenti sejak 3 hari yang lalu. Saat kusadari, kamu pasti akan pergi.
Pergilah sayang...
Bawalah semua rasaku bersamamu...
Dan terima kasih... telah mengakhirinya dengan indah...

kamu dan kenanganmu...
aku dan rasaku...
I luv u...
and still...





Senin, 09 Februari 2015

Kali Ini Saja...

Sekali lagi... aku terjatuh dalam lubang yang sama. Tempat dimana aku berkubang dalam duka, dalam diam, dan dalam tanya yang tak terjawab. Aku tahu, bukan tanpa alasan bila kamu meninggalkanku lagi. Aku tahu, alasanmu tak terbantahkan. Tapi tetap saja terasa begitu pilu di hati.
Sekali lagi... aku tiba di tempat yang sama. Merenda sebuah asa dan harap yang aku tahu semua hanya tinggal mimpi dan kenangan. Aku masih saja mencari sosokmu. Aku masih saja mencuri dengar suaramu. Aku masih saja tenggelam dalam kenanganku tentangmu.
Aku tahu, kamu tak akan pernah merasakan sakitku. Aku tahu, mungkin bukan hal yang sulit untuk pergi... seperti dulu. Tapi... haruskah terulang kisah yang sama dengan cara yang sama?
Selama ini, mungkin memang hanya ada aku dan rasaku. Kamu dan rasamu masih menjadi sebuah misteri untukku. Terlebih di saat-saat ini. 4 hari kita menjalani kegiatan yang sama, dengan banyak sekali hal-hal yang menampar kisah kita. Tidak ada yang tahu, tapi aku tahu, kamu merasakan hal yang sama denganku. 
Sebelum berangkat, aku menyiapkan hati untuk kehilanganmu karena aku tahu, setelah kegiatan ini, mungkin kamu akan pergi dan tak akan pernah datang lagi. Tapi... aku belum bisa sayang. Tidak semudah itu melepas bayangmu, tidak semudah itu membuang rasaku. Sesakit apapun aku, melihat kamu dan ketidakpedulianmu.
Masih saja kutemukan banyak tanya selama kegiatan kita kemarin. Tatapan mata yang tak biasa dan kaitan jari kakimu di jari kakiku. Hanya ketidaksengajaan? Ataukah ada arti yang harus kutangkap? Aku tak tahu... Tanya itu masih saja berkumandang dalam kepala. Menunggu satu jawaban dari mulutmu. Aku harus apa, sayang?
Kali ini saja... aku tak ingin mengalami rasa yang sama, aku tak ingin mencari jawaban atas pertanyaan yang sama. Aku tak akan menahan kepergianmu. Aku hanya ingin tahu apa yang kamu rasa, dan aku juga ingin kamu tahu apa yang aku rasa. Kita bukan anak kecil lagi yang selalu lari dari setiap masalah. Aku dan kamu, sama-sama sudah menjadi manusia dewasa. Aku hanya ingin kita menghadapinya bersama-sama, apapun hasilnya. Bukan untuk menahanmu, bukan untuk menuntutmu. Tapi lebih untuk menguatkanku. Karena aku tahu, bukan kamu yang butuh penguatan, tapi aku. 
Aku akan lebih kuat saat aku tahu apa yang kamu rasa. Aku akan lebih kuat saat kamu tahu apa yang aku rasa. Aku akan lebih kuat saat semua pertanyaan telah terjawab. Aku akan lebih kuat saat satu genggaman dan pelukan yang mengakhiri semuanya.
Kali ini saja... katakan padaku apa yang kau rasa...
Kali ini saja... ijinkan aku mengakhirinya dengan indah...

I luv u...
and still...