Selasa, 26 Juli 2016

I am Just the Last Person

Kembali pada suatu masa...
Saat aku tak menjadi siapa-siapa...

Hari ini kudengar lagi kabar bahagiamu. Dan seperti biasa, aku menjadi orang yang terakhir tahu. Tak terelakkan desiran rasa yang ada di dada. Antara ikut bahagia, iri, sampai nelangsa. Bahagia... aku selalu turut bahagia disetiap bahagia yang kamu punya. Iri... aku iri karena aku tak punya bahagia seperti yang kamu punya.  Nelangsa... karena aku selalu jadi orang terakhir yang tahu dalam setiap bahagia yang kamu punya...
Sekian lama kedekatan kita.. sejauh apa hubungan kita.. tak mengubah siapa aku untukmu. Aku tetap bukan siapa-siapa yang punya arti dalam hidupmu. Aku hanya sekedar ada. Bahkan bila aku tak ada, mungkin itu akan lebih baik untukmu. Aku bukanlah seseorang yang cukup pantas untuk ada dalam setiap kisahmu.
Aku tahu... tak sepatutnya aku sedih dalam kisah bahagiamu. Aku tahu.. aku tak berhak untuk memintamu menyertakanku dalam hidupmu. Tapi... jujur tak bisa kutepis rasa itu. Aku kira kedekatan kita cukup untuk membuatku sedikit memiliki arti. He..he.. aku GR ya...
Dua kali... ini kali kedua aku menjadi orang luar. Bahkan mereka, teman2 kita, jauh lebih tahu tentangmu daripada aku. Selama ini.. aku pikir aku tahu lebih banyak.. atau aku akan menjadi orang yang pertama kali tahu. Tapi.. ternyata mungkin aku cuma pelengkap yang ada di saat kamu butuhkan... bukan karena memang aku ada karena kamu ingin aku ada... bukan seseorang yang penting untukmu...
Ah.. sudahlah.. seperti biasa, aku juga ga bisa apa2 kan. Aku tak bisa memaksamu untuk menganggapmu lebih dari itu. Aku tak bisa memintamu untuk memaksakan rasamu untukku.
Mungkin seperti yang kamu bilang... semua hanya karena terlalu terbiasa... untukmu... tapi tidak untukku. Ga akan sesedih ini... ga akan senelangsa ini... ga akan aku menangis sampai seperti tadi bila aku ga benar2 sayang kamu...
Sekali lagi... hanya seuntai doa yang kupintakan untuk bahagiamu...
Aku rela... harus rela... bahkan saat bahagia itu tanpaku...
As long as you happy... it's enough for me...


Sabtu, 23 Juli 2016

Senja dan Sebuah Cerita

Senja...
Masihkah kau kan ada...
Di setiap cerita yang kupunya?

Sekali lagi... aku menghitung hari. Setelah kisahmu terlewati, kali ini tanpa sengaja dan tanpa terduga... aku memulai kisahku...
Kisah yang membawaku kembali merasakan ketakutan yang sama... berulang dan berkali-kali... ketakutan akan kehilanganmu, ketakutan akan ketiadaanmu...
10 bulan yang lalu, tanpa sengaja terdengar kabar bahagiamu di telingaku. Tanpa bisa kucegah, sebuah desiran yang menggelisahkan membuat hati terasa begitu resah. Berulang kali kudengar berita yang sama dari beberapa teman. Rasanya ingin tak percaya sampai ku dengar sendiri darimu. Menunggu dan menunggu.. tapi tak juga satu katapun terucap darimu tentang hal itu...
Saat akhirnya kudengar darimu, itupun saat kita berkumpul bersama beberapa teman dan tanpa sengaja kamu mengucapkannya.. mungkin kamu lupa ada aku di situ.
Jujur, tak bisa kucegah sedihku. Dan aku tahu... kamupun tahu apa yang kurasa. Tapi aku sadar... itu hidupmu... tempat  dimana aku tak bisa dan tak boleh masuk di dalamnya, seperti apapun kisahmu disana... dan aku harus tahu dimana tempatku...
Sekali lagi kulalui hari dalam keresahan hati. Sekali lagi aku menunggu hadirmu dalam setiap kepingan waktuku. Masihkah kamu akan ada dan datang padaku lagi?
Akhirnya, resahku teredam dengan hadirmu yang membawa peluk untukku. Walau tak bisa ku pungkiri... masih saja ada sedih yang tersisa di hati. Masih ada gelisah yang tak juga pergi... aku harus bagaimana?
Sampai akhirnya kubulatkan hati untuk mengikuti kisahmu, apapun itu. Selama kamu tidak pergi.. aku akan tetap ada disini... mencoba mendukung setiap langkahmu, menerima semua keputusanmu.
Hari demi hari terlewati... kisah kita masih mengalir tanpa tujuan.. seperti biasanya. Dan aku menyiapkan hati untuk menghadapi apapun yang terjadi nanti. Sampai akhirnya... sebulan yang lalu, kabar bahagiamu menjelma menjadi nyata. Dan aku turut bahagia untukmu.. tanpa sedikitpun mengurangi rasa sayangku padamu. Bahkan sampai saat ini... saat cerita2mu mengalir tentang kisah disana, aku tetap tak pernah bisa membendung rasaku... aku ada... dan akan selalu ada... untukmu...
Kali ini... sepertinya kita harus bertukar peran. Dan kali ini... aku pemeran utamanya. Kisah yang sama persis denganmu... bedanya kali ini aku sebagai tokoh penderitanya...
Tak berani kukatakan padamu.. bahkan kepada siapapun juga. Kucoba terus mengulur waktu hanya agar bisa menikmati sedikit waktuku lebih banyak denganmu. Ketakutanku kali ini jauh lebih besar dari biasanya...
Masihkah kamu kan ada saat kisahku akhirnya terbuka?
Aku tak tahu...
Yang aku tahu.. bilapun kamu pergi nanti... aku akan tetap disini... walau entah untuk apa.. walau mungkin kamu tak kan lagi tersapa...
Yang aku tahu... aku sayang kamu...
Itu cukup kan?