Kamis, 16 April 2015

Aku Tak Berhak Merasa Cemburu

Ada masa dimana aku tak bisa menepis rasa iri dan cemburu saat melihat keakrabanmu dengan 'dia'. Saat dimana aku tak pernah bisa masuk lagi ke dalamnya. Entahlah, selalu saja ada perasaan yang begitu mengganggu saat melihat semua itu. 
Sadar banget kalau aku nggak punya hak untuk cemburu atau meminta sesuatu darimu. Hanya saja, tetap terasa sedih saat kamu mengabaikanku. Hanya bisa memendam kecewa saat kamu lebih memilih 'dia' daripada aku.
Aku tahu, tempat kita hanya ada di ruang rahasia itu. Di luar sana, kamu dan aku hanya menjadi seorang teman biasa, bahkan tidak juga untuk sebutan 'sahabat' seperti yang dimilikinya.
Berulang kali kukatakan pada hatiku, pada otakku. "Sadar diri donk, tahu diri donk. You are not anyone. And never will be". Tapi selalu saja tak bisa kutepis rasa saat kamu ada di dekatku. 
I'm jealous? I do. Diakui atau tidak, boleh atau tidak.
Hfftt... rasa ini membuat dadaku begitu sesak. Rasa yang harus kupendam sendiri, tanpa seorangpun boleh tahu, termasuk kamu. Menyembunyikan sedih dalam setiap senyum. Menyembunyikan kecewa dalam setiap tawa. 
Seandainya kamu merasa, seandainya kamu lebih peka. Mungkin semua tidak akan menjadi sia-sia. Tapi, sekali lagi, aku tak punya hak untuk merasa cemburu, aku tak punya hak untuk merasa kecewa. 
Seperti apapun hubungan kita, aku hanyalah aku... And I'm not the special one for you.
Is it time to invisible for a while? 
Gemini, I will miss you. I know it. Maybe someday you will understand what I feel... 
What I do is just make a wish...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar