Selasa, 16 September 2014

Menunggu Bayangmu...

kabut merangkak turun menyambut pagi...
menghalau sisa malam yang masih tertinggal...
meninggalkan sepenggal kisah...
tentangmu...

Aku terpaku mengawasi pintu. Berharap sebuah bayang hadir di sana. Bayangmu...
Menunggu hadirmu selalu menyiksaku. Selalu membuatku bertanya, akankah rasa membawamu kembali kepadaku? Ataukah kamu telah pergi lagi? Meninggalkanku dalam kepingan rindu yang memporak-porandakan asaku.
Sayang... aku tahu, aku tak berhak merindu, aku tak berhak bertanya, aku tak berhak merasa. Seperti apapun hubungan kita, aku tetap bukan siapa-siapa dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Tapi, rasaku ada, rasaku nyata. Rasa yang membawaku pasrah dalam pelukmu. Rasa yang selalu membawamu ada dalam mimpiku. Rasa yang membuatku selalu merindu bayangmu. Rasa yang selalu membuat hatiku bergetar saat mengingatmu.
Aku menunggumu sayang.. Menunggu bayangmu hadir di depan pintu tempat persembunyianku. Menunggu hangatnya sosokmu yang menggenggam tanganku dan mengecup lembut bibirku. Aku menunggu... menunggu dan menunggu... Tanpa tahu kapan bayangmu akan menghampiriku.
Kucoba untuk melawan hati, kucoba untuk melebur asa. Membiarkanmu datang dan pergi sesukamu. Membiarkan hatiku kembali terperangkap dalam sakitnya rindu dan menunggu. Membiarkan hatiku tersiksa dalam setiap tanya? Apa rasamu sayang?
Kamu datang tanpa banyak kata. Kamu hanya berbicara seadanya. Kamu hanya memelukku, mengecupku dan menyentuhku. Membawaku terbang dalam rasa hangat yang memenuhi dadaku. Dan saat kamu keluar dari tempat persembunyianku, semua seakan sirna. Kita sudah menjadi 'orang lain'. Hanya sekedar seorang teman dan partner kerja. Tanpa kulihat lagi rasa yang baru kunikmati.
Saat kamu tak datang, aku hanya bisa mengakrabi bayangmu. Memandang sosokmu dalam timeline Facebook, mengintip setiap status yang kamu tulis. Adakah tentangku? Pasti tidak. Karena tak ada siapapun yang tahu dan boleh tahu. Hanya ada kita, aku dan kamu. Walau terkadang aku tak bisa membendung rasa, dan menuliskannya di status Facebook-ku. Dan berharap... semoga kamu membacanya dan mengerti akan rasaku. Kulewati waktu demi waktu. Dengan secuil harap, dengan sepenggal asa, dengan sejuta rindu. 
Aku tak pernah tahu, apakah kisah kita berarti untukmu? Ataukah hanya menjadi sebuah kisah pelengkap hidupmu? Mengapa kamu selalu datang dan datang lagi? Bahkan disaat aku mulai bisa menata hatiku. kamu hadir membawa hangatnya peluk dan rasamu. Membuatku tak pernah bisa menolak hadirmu. Membiarkanmu mengalahkanku lagi dengan pesonamu.
Entah berapa kali kucoba menghapus bayangmu dari kepalaku. Terlebih saat kamu menyakitiku lebih dari 2 tahun yang lalu. Tapi aku tak pernah bisa. Setiap kali datang ke tempat persembunyianku, aku tak pernah mampu menolakmu. Sesakit apapun luka yang pernah tertoreh di hatiku. Aku tak pernah bisa melepas bayangmu.
Kembali lagi kucoba menikmati setiap rasa, setiap masa. Mungkin aku akan tetap disini, menunggu bayangmu di tempat persembunyianku. Entah sampai kapan...

Senin, 15 September 2014

Sebentar Saja...

if you love and get hurt, love more...
if you love more and get hurt more, love even more...
if you love even more and get hurt even more...
love some more until it hurts no more...

Rasa ini mengalahkanku.. lagi... dan lagi... 
Kamu datang dan pergi, seperti biasa. Tanpa kata, tanpa bicara. Kembali meninggalkanku dalam setiap tanya. Apa rasamu sayang? Bilakah rasamu sama dengan rasaku? Dan kembali kucari sendiri jawabku. Karena aku tak pernah berani bertanya padamu. 
Kamu adalah kamu.. dan masih kamu.. Seseorang yang ada dihatiku, sejak 3 tahun yang lalu, datang dan pergi mengisi hati, membawa rasa. 
Terkadang, aku tergetar dengan sinar dimatamu saat memandangku. Tapi, di lain waktu, kamu bahkan tidak pernah menatapku dan membiarkanku dalam kesedihan dan kerinduan yang bertalu. Walau aku tahu semua itu untuk menghindari orang lain memandang kita yang tidak biasa. Tapi tetap saja, aku merasa kehilanganmu.
Hari ini aku merindumu. Merindukan kebersamaan kita, merindukan setiap sentuhmu, merindukan hangatnya genggaman tanganmu. Merindukanmu menyelinap ke dalam tempat persembunyianku. Rindu ini menyiksaku sayang. Membawa kembali insomnia yang mengusik malam-malamku. Insomnia yang dikarenakan karena sosokmu memenuhi setiap sudut kepalaku.
Hari ini aku merindumu.. sangat... Ruang rindu yang tak terisi hanya dengan mengakrabi bayangmu, memandang sosokmu dari jauh. Aku hanya ingin menangkap sebias cahaya dari matamu. Sekedar untuk meyakinkanku, bahwa hari ini aku masih ada. Tidak berharap lebih, hanya hari ini. Entah esok hari.
Aku tahu, mungkin rindu ini hanya aku, dan bukan kamu. Kubiarkan rindu menyiksaku. Aku masih saja menunggumu datang membawa sedikit rindu untukku. Aku masih saja membawa secuil harap akan hadirmu di tempat persembunyianku. Aku merindumu sayang, tahukah kamu?
Selalu ada berjuta andai dalam kepalaku. Andai kamu tak pernah datang lagi. Andai kamu tak pernah memelukku lagi. Andai kamu tak pernah mengecupku lagi. Andai tak pernah kubiarkan kamu menyentuhku lagi. Andai tak perlu kukatakan rasaku padamu... Andai.. andai.. dan andai..
Aku menyayangimu... dan kamupun tahu itu...
Tahukah kamu betapa kelu lidahku saat akhirnya aku mengungkapkan rasa yang ada di hatiku. Saat kukatakan aku menyayangimu. Saat aku memberanikan diri untuk mengecup pipimu. Saat aku memberanikan diri untuk memelukmu. Aku begitu takut membayangkan kepergianmu... seperti dulu...
Aku hanya ingin memelukmu, mengecup hangat pipimu dan merasakan hangatnya genggamanmu, sebentar saja. Mengisi ruang rinduku dengan hadirmu... Meyakinkan hati akan keberadaanmu untukku...
Sebentar saja ingin kuakrabi sosokmu, nyata di tempat persembunyianku, bukan hanya dalam angan di kepalaku.
Sebentar saja... Bisakah???