Senin, 15 September 2014

Sebentar Saja...

if you love and get hurt, love more...
if you love more and get hurt more, love even more...
if you love even more and get hurt even more...
love some more until it hurts no more...

Rasa ini mengalahkanku.. lagi... dan lagi... 
Kamu datang dan pergi, seperti biasa. Tanpa kata, tanpa bicara. Kembali meninggalkanku dalam setiap tanya. Apa rasamu sayang? Bilakah rasamu sama dengan rasaku? Dan kembali kucari sendiri jawabku. Karena aku tak pernah berani bertanya padamu. 
Kamu adalah kamu.. dan masih kamu.. Seseorang yang ada dihatiku, sejak 3 tahun yang lalu, datang dan pergi mengisi hati, membawa rasa. 
Terkadang, aku tergetar dengan sinar dimatamu saat memandangku. Tapi, di lain waktu, kamu bahkan tidak pernah menatapku dan membiarkanku dalam kesedihan dan kerinduan yang bertalu. Walau aku tahu semua itu untuk menghindari orang lain memandang kita yang tidak biasa. Tapi tetap saja, aku merasa kehilanganmu.
Hari ini aku merindumu. Merindukan kebersamaan kita, merindukan setiap sentuhmu, merindukan hangatnya genggaman tanganmu. Merindukanmu menyelinap ke dalam tempat persembunyianku. Rindu ini menyiksaku sayang. Membawa kembali insomnia yang mengusik malam-malamku. Insomnia yang dikarenakan karena sosokmu memenuhi setiap sudut kepalaku.
Hari ini aku merindumu.. sangat... Ruang rindu yang tak terisi hanya dengan mengakrabi bayangmu, memandang sosokmu dari jauh. Aku hanya ingin menangkap sebias cahaya dari matamu. Sekedar untuk meyakinkanku, bahwa hari ini aku masih ada. Tidak berharap lebih, hanya hari ini. Entah esok hari.
Aku tahu, mungkin rindu ini hanya aku, dan bukan kamu. Kubiarkan rindu menyiksaku. Aku masih saja menunggumu datang membawa sedikit rindu untukku. Aku masih saja membawa secuil harap akan hadirmu di tempat persembunyianku. Aku merindumu sayang, tahukah kamu?
Selalu ada berjuta andai dalam kepalaku. Andai kamu tak pernah datang lagi. Andai kamu tak pernah memelukku lagi. Andai kamu tak pernah mengecupku lagi. Andai tak pernah kubiarkan kamu menyentuhku lagi. Andai tak perlu kukatakan rasaku padamu... Andai.. andai.. dan andai..
Aku menyayangimu... dan kamupun tahu itu...
Tahukah kamu betapa kelu lidahku saat akhirnya aku mengungkapkan rasa yang ada di hatiku. Saat kukatakan aku menyayangimu. Saat aku memberanikan diri untuk mengecup pipimu. Saat aku memberanikan diri untuk memelukmu. Aku begitu takut membayangkan kepergianmu... seperti dulu...
Aku hanya ingin memelukmu, mengecup hangat pipimu dan merasakan hangatnya genggamanmu, sebentar saja. Mengisi ruang rinduku dengan hadirmu... Meyakinkan hati akan keberadaanmu untukku...
Sebentar saja ingin kuakrabi sosokmu, nyata di tempat persembunyianku, bukan hanya dalam angan di kepalaku.
Sebentar saja... Bisakah???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar